Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
Alhamdulillah, kita memuji Allah سبحانه وتعالى atas segala nikmat dan karunia yang selalu dilimpahkan oleh Allah سبحانه وتعالى. Salawat dan salam semoga dianugerahkan oleh Allah سبحانه وتعالى kepada Nabi kita Muhammad صلى الله عليه وسلم.
Kembali kita melanjutkan kajian kita di dalam Hadis Arbain Nawawiyah. Di mana kita sekarang ini sampai kepada Hadis ke-29: Mulianya Perkara Salat dan Menjaga Lisan.
Hadis ke-29: Pokok Kebaikan, Tiang Agama, dan Penjaga Lisan
Dari Mu’adz رضي الله عنه, ia mengatakan: Aku berkata:
“Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku akan sebuah amalan yang bisa memasukkanku ke dalam surga dan menjauhkanku dari api neraka.”
Lalu Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengatakan:
لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيمٍ وَإِنَّهُ لَيَسِيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَحُجُّ الْبَيْتَ
“Sungguh engkau telah bertanya tentang sesuatu yang agung (perkara yang besar), dan sesungguhnya sungguh mudah atas orang yang Allah mudahkan untuknya: Engkau mengibadati Allah (beribadah kepada Allah), tidak mempersekutukan dengan Allah akan apapun juga, engkau menegakkan salat, engkau menunaikan zakat, engkau menunaikan puasa Ramadan, dan engkau berhaji ke Baitullah.”
Kemudian Nabi صلى الله عليه وسلم mengatakan lagi:
أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ وَصَلَاةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ ثُمَّ تَلَا { تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ } حَتَّى بَلَغَ { يَعْلَمُونَ }
“Maukah engkau aku tunjukkan pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalah perisai, dan sedekah itu dapat memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, (dan) salatnya seseorang di tengah malam.” Lalu beliau membaca firman Allah سبحانه وتعالى dalam Surat As-Sajadah ayat 16-17: “تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ” (Lambung mereka jauh dari tempat tidur, dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, dan dari apa yang Kami rezekikan mereka infakkan. Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti mereka yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka atas apa yang telah mereka lakukan).
Lalu Nabi صلى الله عليه وسلم melanjutkan sabdanya:
أَلَا أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الْأَمْرِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ
“Maukah engkau aku beritahukan tentang pokok segala perkara, dan tiangnya, serta puncaknya?”
Lalu aku mengatakan: “Benar ya Rasulullah.”
Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengatakan:
رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ
“Pokok segala perkara adalah Islam, dan tiangnya adalah salat, dan puncaknya adalah jihad.”
Kemudian beliau bersabda lagi:
أَلَا أُخْبِرُكَ بِمِلَاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ
“Maukah engkau aku beritahukan (tentang) pengendali itu semua?”
Aku mengatakan: “Betul ya Rasulullah.”
Maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم memegang lisannya dan beliau mengatakan:
كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا
“Tahanlah ini!”
Lalu Mu’adz رضي الله عنه mengatakan:
“Wahai Nabi Allah, apakah kami akan disiksa karena apa yang kami ucapkan?”
Lalu Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengatakan:
ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ
“Ibumu kehilanganmu (celaka kamu)! Tidakkah manusia itu disungkurkan ke dalam api neraka di atas wajah mereka atau di atas hidung-hidung mereka kecuali akibat dari lisan mereka?”
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan beliau mengatakan ini hadis yang Hasan dan Sahih.
Penjelasan Hadis:
Nabi صلى الله عليه وسلم memberitahukan kepada kita bahwa yang dapat memasukkan kita dalam surga dan menjauhkan kita dari api neraka adalah ketika kita mengamalkan hal-hal pokok:
- Pokok Utama: Tauhid (Beribadah kepada Allah dan Tidak Menyekutukan-Nya)
- Ini adalah bagian dari rukun Islam yang pertama. Mentauhidkan Allah سبحانه وتعالى adalah modal utama. Tidak ada nilai bagi amal seseorang jika ia tidak memiliki modal Islam (syahadat).
- Orang yang non-Muslim ketika masuk Islam, dosa-dosanya diampuni dan kebaikan-kebaikan yang pernah dia lakukan bisa menjadi saldo awal dari pahala dia.
- Salah satu syarat sah syahadat adalah al-‘Ilmu (berilmu tentang makna Lailahaillallah), al-Yaqin (yakin yang mengikis keraguan), as-Sidq (jujur yang mengikis kedustaan), al-Ikhlas (memurnikan yang mengikis kesyirikan), al-Mahabbah (rasa cinta yang mengikis kebencian), al-Inqiyad (tunduk dan patuh yang mengikis ketidakpelaksanaan), dan al-Qabul (menerima syariat yang mengikis penolakan). Syekh Bin Baz rahimahullah menambahkan yang kedelapan yaitu Al-Bara’ah (berlepas diri dari Syirik dan pelaku-pelakunya).
- Amalan Wajib sebagai Fondasi:
- Menegakkan salat, menunaikan zakat, mengerjakan puasa Ramadan, dan melaksanakan haji (bagi yang mampu).
- Ini adalah amalan yang paling dicintai Allah سبحانه وتعالى, karena hambanya mendekatkan diri kepada Allah سبحانه وتعالى dengan yang wajib terlebih dahulu.
- Pintu-pintu Kebaikan (Amalan Sunat):
- Nabi صلى الله عليه وسلم menunjukkan pintu-pintu kebaikan (amalan-amalan sunat) setelah menjalankan kewajiban.
- Ini sesuai dengan Hadis Qudsi: “وَلَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ” (Senantiasa hamba-Ku mendekatkan dirinya kepadaku dengan amalan-amalan sunat sampai Aku mencintainya).
- Puasa itu adalah Perisai (الصَّوْمُ جُنَّةٌ): Puasa menjaga pelakunya dari maksiat di dunia dan dari api neraka di akhirat.
- Sedekah dapat Memadamkan Kesalahan (الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ): Sedekah bisa memadamkan dosa dan amarah serta kemurkaan Allah سبحانه وتعالى.
- Salat di Tengah Malam (صَلَاةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ): Salat malam (tahajud) adalah waktu terbaik untuk beribadah dan menghapus kesalahan. Salat malam adalah kebiasaan orang saleh, mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dosa, menghapus kesalahan, dan dapat mengusir penyakit dari tubuh. Waktu terbaik untuk tahajud adalah sepertiga malam terakhir.
- Rukun dan Puncak Agama:
- Pokok segala urusan adalah Islam: Tanpa Islam, amalan tidak diberi nilai oleh Allah سبحانه وتعالى.
- Tiangnya adalah salat: Agama diibaratkan seperti tenda yang tidak bisa berdiri tanpa tiang. Jika salat tidak dikerjakan, agamanya akan roboh.
- Puncaknya adalah jihad: Jihad adalah amalan paling afdal setelah amalan fardu.
- Pengendali Kebaikan: Menjaga Lisan:
- Nabi صلى الله عليه وسلم memegang lisannya dan bersabda: “Tahanlah ini!” Ini menunjukkan bahwa mengontrol dan menjaga lisan adalah sumber kebaikan semuanya. Siapa yang bisa mengendalikan lisannya, ia bisa mengendalikan dirinya dan urusannya.
- Manusia diseret ke neraka akibat lisan mereka. Apa yang manusia tanam dengan perkataan dan perbuatannya akan ia tuai hasilnya di akhirat. Siapa yang menanam kebaikan akan menuai kemuliaan, siapa yang menanam keburukan akan menuai penyesalan.
- Umar bin Khattab رضي الله عنه pernah memegang lisannya dan berkata: “Inilah yang membawaku menghantarku ke dalam api neraka.” Abu Bakar As-Siddiq رضي الله عنه, orang yang terbaik dan dijamin masuk surga, pun sangat waspada terhadap lisannya.
- Ibnu Mas’ud رضي الله عنه bersumpah bahwa tidak ada sesuatu yang lebih membutuhkan untuk dipenjara melebihi daripada lisan.
- Yunus bin Ubaid mengatakan: “Aku tidak pernah melihat seseorang yang lidahnya selalu di hati (selalu dalam perhatiannya) kecuali aku melihat dia itu baik dalam seluruh amalannya.”
- Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam.”
- Tulisan (di media sosial misalnya) juga merupakan pertanggungjawaban yang sama dengan ucapan. Kita harus mengontrol jari jemari kita dalam mengungkapkan atau menulis kata-kata.
- Imam Syafi’i rahimahullah ketika ingin berbicara, beliau berpikir dua kali: apakah yang dibicarakan ini baik atau buruk. Bahkan jika baik, dipikirkan lagi apakah akan mendatangkan kebaikan atau keburukan. Tidak semua perkataan kebaikan akan mendatangkan kebaikan, terutama pada zaman fitnah.
Tanya Jawab:
- Hukum Usaha Jasa Agen BRI Link (mendapatkan uang dari jasa transfer/tarik uang): Hal yang seperti ini lebih baik kita jauhi, karena kadang-kadang transaksinya itu adalah kita menghasilkan uang kita lalu kita mengambil uang lebih darinya. Masih banyak rezeki Allah سبحانه وتعالى yang halal yang bisa kita lakukan.
- Subhat (Keraguan) yang Disebarkan Pelaku Riba (bahwa jika tidak ikut sistem riba, ekonomi akan dikuasai orang kafir): Yang mengayakan orang kafir itu adalah orang Islam yang menaruh uangnya di bank konvensional. Dalam Islam ada teori mudarabah (bagi hasil) dan musyarakah (usaha bersama). Ketika kita terjerumus dalam riba, Allah سبحانه وتعالى memerangi kita. Jika Allah سبحانه وتعالى memerangi kita, pasti kita kalah. Harta halal pun bisa hilang. Kekayaan yang diberikan kepada orang bermaksiat sebenarnya adalah istidraj (penangguhan nikmat) sehingga dia lupa pada dirinya.
- Apakah Pemungut Pajak Termasuk Orang yang Diperangi Allah?: Wallahu a’lam. Ini termasuk bentuk kezaliman.
- Apakah Rasulullah صلى الله عليه وسلم Tidak Merutinkan Salat Dhuha?: Iya, beliau tidak merutinkan salat Dhuha karena beliau merutinkan salat malam. Apabila beliau tidak salat malam, beliau ganti di waktu Dhuha ditambah satu rakaat. Namun, bagi kita, merutinkan salat Dhuha itu boleh, karena salat Dhuha adalah sebagai tanda syukur kita terhadap persendian yang Allah berikan (360 persendian). Dua rakaat Dhuha dapat menggantikan sedekah atas persendian tersebut.
- Ciri-ciri Wali Allah di Zaman Ini (dan Fenomena Kebakaran/Banjir)?
- Wali Allah adalah orang yang beriman dan bertakwa. Mereka adalah orang-orang yang tidak perlu dikhawatirkan dan tidak perlu bersedih.
- Wali Allah terkadang diberikan karamah (kemuliaan yang luar biasa dari Allah sebagai bonus, bukan mukjizat nabi). Contoh: rumah atau toko seorang wali Allah tidak terbakar atau tidak kebanjiran. Karamah ini anugerah, bukan keinginan yang bisa diatur.
- Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan: “Kalau Anda melihat orang yang terbang dengan sejadah, jangan langsung dikatakan dia wali Allah sampai kita mengkonfirmasikan amalannya. Kalau tidak sesuai dengan sunah, maka dia adalah wali setan, bukan wali Allah.”
- Bagaimana Parameter Ukuran Keberhasilan Dakwah?: Keberhasilan dakwah apabila seorang melakukan dakwahnya sesuai dengan yang diajarkan, sebab hasil itu Allah سبحانه وتعالى yang memberikannya. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda bahwa ada nabi yang memiliki banyak pengikut, ada yang satu atau dua orang, bahkan ada nabi yang tidak punya pengikut. Keberhasilan dakwah bukan diukur dari banyaknya pengikut, karena hidayah di tangan Allah سبحانه وتعالى. Yang penting adalah berdakwah dengan cara yang benar.
- Apakah Dibedakan Dosanya Mencintai Orang Kafir Tanpa Membantu Mereka Memerangi Islam dan Mereka yang Mencintai Kafir Sekaligus Membantu Mereka Memerangi Agama Ini?: Mencintai orang kafir itu tidak boleh. Allah سبحانه وتعالى berfirman: “لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ” (Kamu tidak akan menemukan orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir yang mereka mencintai dan berkasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya). Namun, bermuamalah (bertransaksi) atau hubungan bilateral antara negara (ekonomi) bukanlah tanda cinta. Jadi, mencintai orang kafir atau membantu mereka memerangi Islam, kedua-duanya adalah salah.
- Ketika Salat Jumat Imam Duduk di antara Dua Khotbah, Apa yang Dilakukan Makmum?: Imam ketika dia duduk di antara dua khotbah, dia duduk saja. Adapun makmum, dia boleh berdoa karena itu adalah salah satu di antara tempat-tempat doa dikabulkan.
- Mendakwahi Islam Murni di Kampung yang Telah Biasa dengan Ritual Bidah: Yang pertama harus dilakukan adalah bergaul dengan masyarakatnya dengan akhlak mulia. Ini adalah awal dakwah Nabi صلى الله عليه وسلم yang membuat orang Quraisy percaya kepada beliau. Sesuaikan metodologi dakwah dengan logika masyarakat setempat. Ajak kepada akidah dan tauhid terlebih dahulu.
- Posisi Saf Suami Istri jika Terdapat Salat Berjamaah di Rumah: Suami di depan, istri di belakangnya, tidak bersampingan.
- Bagaimana Memberlakukan Mushaf yang Sudah Tidak Terpakai?: Jika mushaf sobek-sobek dan tidak bisa dipakai, dibakar dalam rangka menjaganya, bukan menghinanya. Jika kulitnya atau jilidnya terbuka tapi lembarannya masih lengkap, bisa dijilid ulang.
- Apakah Ada Parameter Ukuran Keberhasilan Dakwah?: Keberhasilan dakwah apabila seorang melakukan dakwahnya sesuai dengan yang diajarkan, sebab hasil itu Allah سبحانه وتعالى yang memberikannya. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda bahwa ada nabi yang memiliki banyak pengikut, ada yang satu atau dua orang, bahkan ada nabi yang tidak punya pengikut. Keberhasilan dakwah bukan diukur dari banyaknya pengikut, karena hidayah di tangan Allah سبحانه وتعالى. Yang penting adalah berdakwah dengan cara yang benar.
- Apakah Dibedakan Dosanya Mencintai Orang Kafir Tanpa Membantu Mereka Memerangi Islam dan Mereka yang Mencintai Kafir Sekaligus Membantu Mereka Memerangi Agama Ini?: Mencintai orang kafir itu tidak boleh. Allah سبحانه وتعالى berfirman: “لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ” (Kamu tidak akan menemukan orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir yang mereka mencintai dan berkasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya). Namun, bermuamalah (bertransaksi) atau hubungan bilateral antara negara (ekonomi) bukanlah tanda cinta. Jadi, mencintai orang kafir atau membantu mereka memerangi Islam, kedua-duanya adalah salah.
- Ketika Salat Jumat Imam Duduk di antara Dua Khotbah, Apa yang Dilakukan Makmum?: Imam ketika dia duduk di antara dua khotbah, dia duduk saja. Adapun makmum, dia boleh berdoa karena itu adalah salah satu di antara tempat-tempat doa dikabulkan.
- Mendakwahi Islam Murni di Kampung yang Telah Biasa dengan Ritual Bidah: Yang pertama harus dilakukan adalah bergaul dengan masyarakatnya dengan akhlak mulia. Ini adalah awal dakwah Nabi صلى الله عليه وسلم yang membuat orang Quraisy percaya kepada beliau. Sesuaikan metodologi dakwah dengan logika masyarakat setempat. Ajak kepada akidah dan tauhid terlebih dahulu.
- Posisi Saf Suami Istri jika Terdapat Salat Berjamaah di Rumah: Suami di depan, istri di belakangnya, tidak bersampingan.
- Bagaimana Memberlakukan Mushaf yang Sudah Tidak Terpakai?: Jika mushaf sobek-sobek dan tidak bisa dipakai, dibakar dalam rangka menjaganya, bukan menghinanya. Jika kulitnya atau jilidnya terbuka tapi lembarannya masih lengkap, bisa dijilid ulang.
- Hukum Membeli Apartemen yang Belum Dibangun dan Mendapatkan Diskon jika Membayar Lunas di Awal: Tidak apa-apa, itu namanya istisna’. Apalagi bayar lebih awal, itu bisa masuk kepada salam. Salam adalah kita membeli barang sesuai dengan kriterianya yang barangnya belakangan, uang fullnya di awal. Pada umumnya, harga akan lebih murah karena orang akan menawarkan diskon jika dilunasi lebih awal. Ini adalah baik dan sebenarnya dapat menggerakkan ekonomi.
- Apakah Taat kepada Suami juga dalam Perkara Dunia seperti Usaha di Toko?: Nabi صلى الله عليه وسلم mengatakan ciri-ciri wanita salehah itu apabila suami melihat kepadanya suaminya senang, apabila suami memerintah dia taat, dan tidak menyelisihi suami pada apa yang tidak disukai oleh suami baik dalam diri istri maupun pada harta suami. Ini masalah dunia dan itulah yang menyebabkan ketaatan itu, bukan hanya dalam masalah agama saja. Ketaatan kepada suami itu dalam semuanya, kecuali pada hal maksiat kepada Allah سبحane وتعالى. Walaupun tidak ada ketaatan dalam maksiat, tetap harus dengan adab dan etika.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.